Detektif Jagoan itu Tangannya Buntung! (2)

Agus Surono

Editor

Detektif Jagoan itu Tangannya Buntung! (2)
Detektif Jagoan itu Tangannya Buntung! (2)

Intisari-Online.com - Bagaimana nasib Armes setelah kehilangan kedua tangannya? Armes mengakui bahwa ia belum bisa menerima kenyataan. Ia tidak mau berbicara dengan siapa pun. Dengan saudara-saudara saya pun tidak.

"Mengapa saya yang harus mengalami nasib malang begini?" pikir dia terus-menerus. Ia tidak bisa menahan air mata. Namun tiba-tiba ia bangkit. "Mengapa saya begitu egois? Keluarga dan para dokter serta perawat juga sudah merawat saya dengan penuh cinta kasih?" begitu pikiran positif pada Armes memberi kekuatan.

Sejak itu keadaan bertambah baik. Ia tidak merasa kasihan pada dirinya sendiri. Lalu Armes bertanya kepada dokter apakah bisa mendapat tangan buatan. Akhirnya para dokter memasang sistem sangat khusus pada dia. Pada bisepnya dipasangi semacam pipa yang dimasuki jarum. Jarum itu dipasangkan pada bisep Armes. Dengan menggerakkan jarum itu kait yang menjadi jari tangan bisa digerakkan. Itu berarti bahwa otot lengan dia harus dua tiga kali lebih kuat dari manusia biasa. Bukan tugas yang mudah!

Memasang tali sepatu menjadi pekerjaan yang rumit. Demikian juga membuka pintu, mengancingkan baju dan menulis nama. Itu belum termasuk rasa sakit yang menyertai proses belajar. Armes tentu juga keras kepala dan tidak mau masuk ke pusat rehabilitasi, karena ia tidak merasa dirinya cacat.

Salah satu hal yang harus dipelajarinya lagi ialah naik sepeda. Setelah bisa, Armes bisa mengantarkan koran lagi. Sebelum bisa naik sepeda, ia harus belajar melipat koran dan melemparkannya ke taman langganan dari sepeda motor. Yang paling susah ialah kalau sepeda motor ngadat di tengah jalan dan harus memperbaikinya sendiri. Namun, itu pun berhasil setelah latihan.

Bionic man

Pada usia 23 tahun Armes memutuskan untuk menjadi detektif pribadi. Kala itu di El Paso dan sekitarnya sudah ada 18 kantor detektif. Ia menuju ke Sheriff Bob Bailey untuk minta surat rekomendasi. Ternyata Bob Bailey menyarankan untuk melupakan ide itu. Namun setelah dibujuk akhirnya Bailey bersedia juga memberi kesempatan.

Berdua mereka pergi ke Komisaris Polisi Reisinger. la pun enggan, tetapi akhirnya keluar juga izin C-00107 untuk Jay J. Armes. Dengan penuh kepercayaan Armes keluar kantor polisi. Pokoknya, ia bertekad untuk tidak mengecewakan kedua orang tadi. "Saya tahu pendapat orang tentang seorang detektif pribadi. Saya akan mengubah gambaran itu. Saya ingin orang pergi ke detektif pribadi, seperti orang minta bantuan dokter atau pengacara."

Jay Armes tidak membual kalau ia mengatakan bahwa kemampuannya melebihi orang yang masih lengkap anggota badannya. Misalnya ia bisa memukul kaca sampai pecah dengan tangan telanjang atau memegang pisau seorang penyerang. Ia bahkan pernah menghentikan mesin yang "ngebut" dengan cara memasukkan kaitnya di antara jari-jari mesin.

Kaitnya juga bukan sekadar "tangan buatan". Benda itu bisa dipakai macam-macam, biarpun Jay Armes tidak mau mengungkapkan semuanya secara terus terang. Yang diungkapkannya hanya beberapa rahasia saja. Salah satu dari kaitnya diperlengkapi dengan sepotong baja yang bisa berfungsi sebagai pisau. Alat lain bisa membuka setiap kunci. Ia juga bisa membuat kaitnya bekerja sebagai magnet. Sebuah intan kecil yang dipasang pada kaitnya bisa dimanfaatkan untuk memotong kaca.

Alat lain bisa memotong kabel yang terisolasi ataupun tidak. Dengan kaitnya ia bisa menggunakan setiap jenis senjata. Namun ia juga bisa memegang porselin paling halus tanpa pecah atau tumpah isinya. Satu hal yang paling menyulitkan pada kait itu: Orang yang berkait tentu langsung dikenali, sesuatu yang tentu minus bagi seorang detektif. Untuk menanggulangi hal itu Armes pergi ke Hollywood untuk membuatkan tangan buatan yang sangat realistis, dari dekat sekalipun. Tangan itu jarang digunakan, tetapi ada kalau diperlukan. Mungkin perlu ditambahkan bahwa tangan Armes juga merupakan alat penyiar dan penerima portable. Pasti masih ada banyak hal lain, tetapi itu hanya diketahui oleh Armes sendiri.

- bersambung -