Intisari-Online.com - Sejak bertahun-tahun lamanya, keberadaan kantong plastik memang menjadi masalah yang belum mampu diselesaikan, apalagi terkait kebiasaan dunia mengonsumsi ratusan miliar kantong plastik sekali pakai setiap tahun.Para aktivis lingkungan hidup mengatakan plastik itu sulit didaur ulang, menjadi sampah dan merusak biosfer. Mereka ingin melarang kantong plastik atau, seperti yang dilakukan oleh banyak komunitas, menarik biaya untuk kantong plastik di kasir.(Baca juga: Bumi Terusik Kantong Plastik)
Namun industri kantong plastik membela penggunaan tersebut, dengan mengatakan orang-orang menggunakan kembali kantong plastik, dan para pejabat industri mengatakan daur ulang adalah masalah tanggung jawab pribadi dan seharusnya tidak diregulasi.
Para pejabat kota mengatakan warga New York menggunakan 5,2 miliar kantong plastik setiap tahun. Mereka ditawari kantong plastik gratis di setiap pasar swalayan, apotek, atau toko kelontong. Banyak orang menyukainya, meski terkadang merasa bersalah menggunakannya.
Lilly Belager dari noimpactproject.org dengan tegas mengatakan, apa yang terjadi pada kantong-kantong plastik itu setelah dipakai merupakan masalah lingkungan besar.
"Mereka ditemukan di laut, menyumbat saluran pembuangan, ada di pohon. Mereka ditelan kehidupan laut. Dan saat itu terjadi, kita sebenarnya memakan kehidupan laut. Apa yang buruk bagi planet hampir selalu buruk untuk kita," ujar Belanger.
Kantong-kantong plastik dibuat dari produk-produk minyak bumi dan gas alam, dan tidak dapat terurai secara alami. Berenger menambahkan, mereka sulit didaur ulang. Jadi New York City menghabiskan hampir US$10 juta per tahun untuk mengirim 100 ribu ton kantong plastik ke tempat-tempat sampah di luar negara bagian.
Pengacara Jennie Romer dari PlasticBagLaws.org membantu membuat peraturan daerah untuk melarang kantong plastik atau menarik biaya bagi pengguna kantong plastik. Ia mengatakan hampir 150 kotamadya di Amerika telah melakukannya dengan dampak yang baik.
"Di Washington, D.C. biaya untuk kantong plastik sekali pakai sebesar 5 persen yang dibebankan dapat mengurangi penggunaannya sampai 60 persen. Selain itu, di Los Angeles County di California, larangan penggunaan kantong plastik dan biaya 10 sen untuk kantong kertas mengarah pada pengurangan 95 persen penggunaan kantong plastik sekali pakai secara keseluruhan," ujar Romer.
Para aktivis lingkungan dan beberapa anggota Dewan Kota New York City mengusulkan peraturan untuk membebankan biaya untuk kantong plastik sekali pakai sebesar 10 sen.(Baca juga: 5 Langkah Mengurangi Sampah Kemasan)
Romer mengatakan orang-orang biasanya tidak menolak barang gratis untuk kenyamanan. Namun dengan biaya untuk kantong plastik sebesar 10 sen per kantong, para pembeli lebih berpikir apakah mereka perlu kantong atau tidak.
Mark Daniels dari American Progressive Bag Alliance, sebuah kelompok industri perdagangan, mengatakan banyak orang yang menggunakan kembali kantong plastik di rumah, dan pembatasan penggunaan kantong plastik di Amerika akan mengurangi banyak lapangan pekerjaan di sektor manufaktur dan pusat daur ulang. (National Geographic Indonesia)