Sehat dan Hemat dengan 'Urban Farming'

Tika Anggreni Purba

Editor

Sehat dan Hemat dengan 'Urban Farming'
Sehat dan Hemat dengan 'Urban Farming'

Intisari-Online.com – Dengan melakukan urban farming, masyarakat perkotaan yang akrab dengan polusi dan kesesakan kota dapat sedikit bernafas lega. Pasalnya urban farming memang menjadi alternatif yang sangat efektif tidak hanya bagi kita yang suka berkebun, namun juga bagi kita yang ingin lebih sehat dengan mengonsumsi makanan dari sayur/buah organik.

Apa itu Urban Farming?

Urban Farming adalah kegiatan berkebun yang dilakukan oleh masyarakat perkotaan tanpa menggunakan lahan untuk bercocok tanam. Biasanya mereka yang melakukan kegiatan ini menggunakan pot, wadah bekas, botol/kaleng bekas sebagai tempat untuk menanam tanaman sayur atau buah. Bibit sayur dan buah tersebut bisa ditanam di tanah atau di air. Untuk menghemat lahan, pelaku urban farming menggunakan tempat yang masih kosong di rumah, seperti di taman dan dapur. Jika tidak ada ruang kosong, tembok dinding juga dapat digunakan dengan menggantung wadah tanaman tersebut. Tanaman yang sering dipakai sebagai konsumsi sehari-hari seperti bayam, kangkung, terung, pare, cabai, daun bawang, seledri, buncis, labu air, dan mentimun.

Sehat dan Hemat

Dengan cara berkebun sederhana ini, kita juga tidak harus menggunakan pestisida untuk merawat tanaman. Cukup dengan menyiangi rumput dan menyiraminya setiap hari, kita dapat memanen hasil kebun organik ini pada waktunya. Hasilnya tentu saja lebih sehat, tapi yang lebih penting adalah kita tidak perlu lagi membeli bahan makanan tersebut. Jadi kantong dan tubuh sama-sama sehat.

Memperindah Pemandangan

Bagi penduduk perkotaan, pemandangan hijau adalah salah satu kelangkaan. Dengan melakukan urban farming, pemandangan di rumah akan semakin asri. Tanaman hijau yang tumbuh subur akan mempercantik ruangan (dapur misalnya), serta memberikan kesan segar yang membantu kita merasakan relaksasi secara tidak langsung.