Intisari-Online.com - Selain sampah plastik atau organik, orang-orang juga mungkin luput bahwa barang elektronik yang tidak terpakai bisa menjadi sampah elektronik atau biasa disebut e-waste.Nyatanya, e-waste juga menyebabkan global warming dan pencemaran lingkungan. Karena e-waste mengandung bahan beracun dan termasuk pada limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya). Berikut adalah 11 fakta mencengangkan mengenai sampah elektronik (e-waste).
1. Berdasarkan data BPS, produksi elektronik di Indonesia untuk dua jenis saja yaitu televisi dan komputer, jumlahnya cukup mencengangkan. Indonesia mampu memproduksi televisi sebanyak 12.500.000 kg/tahun, sedangkan jumlah sampah televisi produk impor bisa mencapai 6.687.082 kg/tahun.
2. Untuk komputer, Indonesia mampu memproduksi 12.491.899.469 kg/tahun, dengan jumlah sampah komputer impor yang masuk 35.344.733 kg/tahun.
3. Keseluruhan sampah e-waste yang dihasilkan Indonesia bisa mencapai 36.020.493.768 kg/tahun. Padahal komposisi dalam sebuah barang elektronik banyak mengandung silica atau glass, plastik, metal dan lain-lain.
4. Sampah elektronik di Afrika Selatan dan China, diprediksi akan terjadi lonjakan hingga 200 – 400 persen pada tahun 2020.
5. Menurut data dari United Nations Environment Programme (UNEP)badan yang membawahi masalah lingkugan hidup dari PBB, secara global e-waste tumbuh sekitar 40 juta ton setiap tahunnya. Sampah ponsel dan laptop sebagai penyumbang jumlah terbesar.
6. 2% sampah elektronik akan sama saja dengan 70% limbah beracun yang ada di tempat pembuangan sampah. Jumlah ekstrim dari timbal yang dihasilkan dari sampah elektronik, mampu menyebabkan kerusakan pada sistem saraf pusat, perifer (sensorik dan motorik), darah, dan ginjal.
7. Hanya sekitar 15% yang mendaur ulang komputer. Ini berarti 85%-nya menjadi sampah.
8. Ada sekitar 50 juta ponsel baru yang digunakan dalam waktu satu bulan di seluruh dunia. Hanya sekitar 10% yang mendaur ulangnya. Perkiraannya begini, jika saja sedikitnya 1 juta ponsel di daur ulang, maka akan mengurangi gas emisi yang cukup untuk mengisi bahan bakar sebanyak 1.358 mobil selama setahun.
9. Monitor LCD atau layar notebook banyak mengandung merkuri.
10. Tabung sinar katoda pada TV dan komputer berisi 2-4 kg timah.
11. Sekitar 80% limbah dari Amerika Serikat dikirim ke Asia, termasuk Indonesia.
Secara merata, volume sampah elektronik terus mengalami peningkatan 3 – 5 % per tahun. Jumlah ini tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan limbah jenis lain. Saat ini saja, 5% limbah padat yang dihasilkan dunia adalah sampah elektronik. Jumlah ini hanya bisa disaingi oleh jumlah limbah kantung plastik.
(Diolah dari berbagai sumber)