Intisari-Online.com – Drone menjadi teknologi berupa pesawat tanpa awak yang biasa dikemudikan oleh pengontrol jarak jauh.Robot terbang ini juga bisa bergerak secara otonomos atau tanpa kemudi melalui kontrol perangkat lunak. Berbagai fungsi dapat kita peroleh dari drone, dimulai dari eksplorasi daerah hingga mengantarkan surat atau barang.
Selain itu militer negara seperti AS menggunakannya sebagai pengawasan dan beberapa kepolisian Inggris bahkan menggunakannya sebagai bantuan polisi untuk mencari orang hilang.
Penyebaran drone di angkasa menjadi ancaman keamanan informasi sebuah pihak seperti pemerintahan. Sebuah upaya harus dilakukan apabila ada pihak-pihak lain yang sengaja atau tidak sengaja memasuki wilayah yang dilarang atau mengambil informasi sensitif.
Kepolisian Belanda menjadi pihak yang menganggap drone asing atau tidak dikenal bisa menjadi ancaman. Karena itu mereka membentuk upaya melawan dengan melatih elang. Ya, pemburu di udara ini memiliki tugas untuk menjaga langit di bandara hingga tempat sensitif lainnya.
Sejak tahun 2015 elang telah dilatih oleh kepolisian negeri kincir angin ini dan baru saja melakukan uji coba yang berujung kepada kesuksesan. Mereka melakukan demonstrasi dengan skenario pelepasan elang saat ada drone yang mengancam publik.
Setelah menyelesaikan uji coba, kepolisian Belanda membeli empat bayi elang berumur sekitar lima bulan untuk dilatih bersama dengan 100 petugas. Elang kepolisian itu sendiri baru diperkiraan dapat digunakan pada musim panas tahun depan. Karena itu kini mereka masih menggunakan elang yang disediakan oleh perusahaan Guard From Above.
Belanda resmi menjadi negara pertama yang menggunakan hewan untuk menangani drone. Burung telah digunakan sejak dahulu kala untuk berbagai fungsi seperti mengantar surat. Kini hewan sebagai bantuan tradisional manusia juga dapat melawan teknologi terbaru. Tinggal tunggu waktu untuk pemanfaatan cemerlang lainnya seperti penggunaan elang ini.
(theverge.com/dronezon.com/techworld.com)