Intisari-Online.com - Sebagai salah satu jenis hewan tingkat rendah seperti serangga, apa yang dilakukan rayap kadang tidak terlihat berarti bagi pelajaran tentang evolusi. Namun, sebuah penelitian tentang rayap di Jepang berhasil mengungkap salah satu pardoks terbesar dalam dunia evolusi.
Paradoks yang dimaksud adalah homoseksualitas. Salah satu pertanyaannya, bagaimana bisa homoseksualitas selalu ada sepanjang zaman? Apakah memang ada manfaatnya? Jika ada, apa?
Studi selama paling tidak dua dekade mengungkap bahwa homoseksualitas memang punya manfaat. Namun, manfaat homoseksualitas dalam evolusi yang terungkap baru pada hewan tingkat tinggi, seperti burung dan mamalia.
Untuk hewan tingkat rendah seperti serangga, arachnida, dan lainnya, ilmuwan kadang menganggap bahwa fenomena homoseksualitas cuma sebuah "kecelakaan".
Lalat jantan misalnya, bisa saja kawin dengan jantan lainnya. Namun, itu bukan karena meminati tetapi hanya sebab salah identifikasi jenis kelamin pasangan kawin.
Studi yang dilakukan oleh Nobuaki Mizumoto dari Kyoto University menyuguhkan pandangan baru tentang manfaat homoseksualitas pada hewan tingkat rendah, yaitu rayap.
Mizumoto mengungkap, rayap bukan hewan bodoh yang bisa salah identifikasi pasangan kawin. Memilih pasangan sesama jenis adalah "keputusan", bukan kecerobohan.
"Rayap Jepang biasanya monogami dan punya pasangan heteroseksual. Secara teori, salah identifikasi kelamin dalam sistem monogami akan menelan ongkos besar. Pasti pada manfaat jika perilaku ini umum," kata Mizumoto.
Pengamatan perilaku menunjukkan, sejumlah rayap memang memilih pasangan sesama jenis bila tak ada betina. Punya pasangan sesama jenis akan membantu rayap hidup lebih lama.
"Rayap jantan tak bisa bertahan hidup sendiri. Mereka yang hidup dalam sarang yang sama dengan pasangan sesama jenis akan hidup lebih lama," terang Mizumoto.
"Ini jelas memberi manfaat dalam situasi di mana mencari betina akan meningkatkan risiko dimangsa. Jelas bahwa berpasangan sesama jenis membantu untuk sintas," katanya seperti dikutip Eurekalert, Kamis (18/8/2016).
Pasangan rayap sesama jenis akan membangun sarang untuk berdua. Ketika ada kesempatan, mereka akan menginvasi sarang pasangan heteroseksual, membunuh pejantan yang ada dan mengawini sang betina.
Mizumoto mengatakan, berpasangan dengan sesama jenis mungkin bukan pilihan terbaik tetapi memberi kesempatan pada rayap jantan tetap hidup sebelum menemukan betina, jika memang berkesempatan menemukannya.
Meski perilaku homoseksualitas punya tujuan yang berbeda dengan perilaku sama pada manusia dan hewan tingkat tinggi lain, namun perilaku tersebut menunjukkan bahwa homoseksualitas memang punya manfaat secara evolusi.
Studi lain pada bonobo mengungkap, seks sesama jenis membantu membangun ikatan dalam kelompok sekaligus meredakan stres.
Studi lain pada zebra finch mengungkap bahwa berpasangan sesama jenis mendukung kesintasan keturunan sebab individu sesama jenis bisa membantu memelihara bayi-bayi.
(Yunanto Wiji Utomo/kompas.com)