Intisari-Online.com - Kipas angin sudah dinyalakan pada kapasitas penuh, namun kamar kita masih terasa panas.
Terlalu besarkah kamarnya? Salah!
Jawaban yang benar adalah karena sirkulasi udara belum mencukupi.
Ruangan yang ideal adalah yang memiliki ventilasi yang mengalir dari bawah ke atas.
Alirannya juga terus menerus sehingga kita merasa nyaman karena selalu mendapatkan udara "baru".
Baca juga: Cuma Modal Kipas Angin dan Alkohol, Ini Cara Ampuh Basmi 4.000 Nyamuk dalam Semalam Ini
Masalahnya, tak jarang halaman rumah sempit sehingga aliran udara hanya dari satu dinding.
Bisa jadi karena kita harus berbagi tembok dengan tetangga, seperti yang terjadi di kompleks perumahan.
Pergantian udara di ruangan semacam ini sangat lamban sehingga kita banyak menghirup kembali CO2 yang keluar dari paru-paru.
Itulah sebabnya, walaupun kipas sudah dihidupkan, udara yang kita hirup masih tetap sama. Bahkan kandungan CO2-nya bertambah sedangkan O2 berkurang, sehingga terasa gerah.
Bagaimana cara mengatasinya?
Bila di atas terdapat atap genteng, maka kita bisa buatkan lubang angin sederhana berukuran sekitar 40 x 40 cm dan tinggi 20 cm.
Sisi yang terbuka ditutup dengan kasa kawat agar nyamuk dan tikus tidak bisa melewatinya.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR