Intisari-Online.com - Seiring peredaran produk-produk suplemen antioksidan, beredar pula informasi tentang bahaya stres oksidatif bagi tubuh. Hal yang disebabkan oleh radikal bebas di tubuh ini dianggap akan menimbulkan gangguan pada organ-organ tubuh.
Sering disebutkan pula antioksidan itu membuat kulit terlihat lebih muda, jantung lebih sehat, dan bikin panjang usia.
Masalahnya, cerita menyeramkan soal radikal bebas itu belum tentu benar. Itu menurut sebuah review yang diterbitkan di British Journal of Pharmacology. Stres oksidatif adalah proses yang terjadi dan diperlukan saat kita menghirup oksigen.
Radikal bebas sebenarnya adalah produk alami dari proses pernapasan. Kesalahan informasi itu tampaknya berakar dari riset-riset sebelumnya yang menemukan asosiasi antara kadar tinggi stres oksidatif dan penyakit seperti kanker dan serangan jantung. Peneliti mengatakan hal itu bukan berarti satu hal menyebabkan yang lain.
"Radikal bebas dari pernapasan itu melakukan fungsi penting di tubuh seperti membantu sistem kekebalan tubuh dan mengatur hormon kita," kata Pietro Ghezzi, profesor dari Brighton and Sussex Medical School dan salah satu penulis paper tersebut.
Dalam hal ini berarti antioksidan, superhero kita sebenarnya adalah penjahat. Mereka menargetkan radikal oksigen dan mengganggu sel-sel sehat. Hal itu menurut Ghezzi justru berbahaya.
Jangan resah. Penemuan ini tidak berarti kita harus berhenti banyak makan sayur dan buah yang kaya akan antioksidan seperti bayam, jeruk, kiwi, pepaya dan lain-lain. Kita wajib tetap menyantap makanan sehat. Hal yang bermasalah justru ketika kita mencoba mengonsumsi antioksidan dalam bentuk pil.
Ghezizi memeringatkan untuk berhati-hati agar tidak berlebihan mengonsumsi pil antioksidan.
"Jangan minum pil antioksidan, kecuali memang didiagnosa oleh dokter terjadi kekurangan antioksidan," katanya. Lebih baik jika kita mengasup antioksidan dalam rupa teh hijau, sayur, dan buah-buahan.
(kompas.com)