Kapan Saat Seseorang Harus Mengatakan 'Tidak' untuk Berhubungan Seksual?

Monalisa Darwin D

Editor

Kapan Saat Seseorang Harus Mengatakan 'Tidak' untuk Berhubungan Seksual?
Kapan Saat Seseorang Harus Mengatakan 'Tidak' untuk Berhubungan Seksual?

Intisari-Online.com - Berhubungan seks, jika dilakukan dengan prosedur yang benar dan normal, memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Namun, ketika akan melakukannya dalam jumlah yang banyak dan sering, itu tidaklah benar-benar baik. Dalam situasi tertentu, sesorang dapat mengatakan “tidak” untuk berhubungan seksual, karena dapat memengaruhi kehidupannya. Kapan?

1. Ketika merasakan gairah, namun melakukan dengan cara yang tidak baik

Dispareunia adalah istilah keren untuk berhubungan seksual yang menyakitkan. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor fisik dan psikologis. Selain kekeringan terkait menopause, sakit fisik pada sejumlah kondisi juga dapat terjadi, termasuk iritasi setelah melahirkan, gangguan kulit, dan kejang dari dinding vagina yang disebut veginismus. Jadi, berhubungan seksual tidak selalu dari pengalaman menonton, yang akhirnya mengarah pada menyakiti. Pelumas berbasis silikon dapat menjadi bantuan dalam hal ini.

2. Ada yang tidak benar di bagian intim

Entah itu gatal, terasa terbakar, pembengkakan, atau masalah iritasi lainnya. Sebaiknya hindari berhubungan seksual terlebih dulu bila terdapat gejala seperti ini. Risiko terburuk adalah dapat terjadi penyakit menular seksual. Pada kebanyakan kasus, gejala ini dapat meningkatkan infeksi jamur, yang selanjutnya dapat menyebabkan rasa tidaknyaman dan sensai terbakar saat behubungan seksual.

3. Memiliki masalah perut

Salah satu masalah perut adalah akibat dari gangguan pencernaan. Ketika berhubungan seksual, maka ini dapat menimbulkan infeksi kandung kemih karena ketika penis masuk ke dalam rektum. Ini menjadikan desakan-desakan terjadi saat berhubungan seksual yang akhirnya tidak menyelesaikan masalah perut.

4. Bercinta hanya sebagai rutinitas biasa

Menjadikan berhubungan seksual sebagai rutinitas memang tidak ada salahnya, namun jangan sampai hanya sebatas kewajiban. Masing-masing pasangan perlu melihat perasaan cinta yang ada sebagai dasar bercinta. Bila perasaan cinta berkurang dan berhubungan seksual hanya sebagai kegiatan yang wajib, cobalah untuk mencari konsultan pasangan untuk menyelesaikan masalah bahkan konflik yang ada.

(prevention.com)