Intisari-Online.com - Di era internet seperti sekarang ini, hampir tak ada yang tak mengenal Karin Novilda alias Awkarin. Tak hanya popularitas, melalui media sosial, salah satunya adalah YouTube, sosok yang belum genap 20 tahun itu juga mendapatkan penghasilan yang sangat besar untuk perempuan seusianya.
Mencuatnya nama Awkarin kembali memanaskan obrolan seputar bahwa pada dasarnya kita bisa menjadi kaya lewat media sosial, termasuk YouTube. Ya, kenapa tidak? Caranya dengan bergabung di program kemitraan YouTube bagi para youtubers, alias para pemilik akun YouTube.
Aturan mainnya cukup sederhana. Kita cukup membuat video buatan sendiri, sekreatif dan semenarik mungkin, lalu diunggah ke YouTube. Semakin banyak orang menyaksikan (view) dan berlangganan (subscribe) video kita, semakin besar pula kemungkinan kita memperoleh pendapatan.
Jika saluran YouTube kita terdaftar sebagai mitra YouTube, kita dapat memonetisasi atau menguangkan setiap video yang telah di-upload dan memperoleh pendapatan dari uang yang dihasilkan. Caranya bermacammacam, seperti melalui iklan yang di tampilkan dalam video, membuat video langganan berbayar, hingga mendapatkan dana dari penggemar.
Bisa dibilang memperoleh pendapatan dari monetisasi YouTube ini gampang-gampang susah. Selain kewajiban membuat dan mengunggah video, aturan mainnya pun tetap ada untuk sampai video atau saluran YouTube kita bisa dimonetisasi. Misalnya aturan itu mencakup, konten harus ramah pengiklan, video asli buatan sendiri, dsb.
Tapi jangan khawatir, tak sedikit orang telah berhasil meniti “kariernya” di dunia per-YouTube-an. Kalau kita suka “berselancar” di antara jutaan video YouTube, nama-nama seperti Raditya Dika, Sacha Stevenson, Bayu Skak, Natasha Farani, dan tentu saja Awkarin, pasti tak asing lagi di telinga. Mereka merupakan youtubers Indonesia yang telah sukses meraup penghasilan lewat YouTube.
Aturan main
Setelah kita memiliki saluran YouTube dan memiliki video di dalamnya, maka saluran itu harus diverifikasi oleh program kemitraan YouTube untuk membuka berbagai fitur lanjutan. Salah satunya adalah fitur monetisasi, cara untuk menguangkan video yang kita miliki—tentu setelah memenuhi syarat yang berlaku.
Setelah video disetujui untuk dimonetisasi, YouTube akan menempatkan iklan di dalam atau di dekat video sesuai pengaturan yang kita pilih. Sampai di tahap ini, artinya video sudah memiliki nilai jual. Namun poin penting untuk bisa mendatangkan uang adalah menghubungkan akun tersebut dengan akun AdSense, sebuah program periklanan online yang dimiliki oleh Google.
Ada berbagai faktor yang menentukan besaran penghasilan dari monetisasi ini. Selain jumlah views dan subscribers, ada pula faktor jenis iklan dan harga iklan yang muncul dalam video. Sayangnya kita tidak bisa memilih iklan yang akan muncul. Sistem AdSense akan mengatur dan menentukannya, sesuai dengan laman video kita.
Hanya saja kita bisa memilih posisi iklan yang akan ditampilkan. Leon Zhe Young yang akrab dipanggil Guntur adalah salah satu youtubers yang sudah mencicipi manisnya pendapatan dari YouTube. Dengan beberapa teman-temannya, Guntur membuat saluran bernama Lastday Production (LDP). “Ya, kurang lebih sih Rp5 juta sampai Rp10 juta perbulan, tergantung viewsnya,” kata pria usia 25 tahun ini mengungkap pendapatannya.
Guntur yang baru berkiprah beberapa tahun belakang, mengaku awalnya membuat video untuk senang-senang saja. Kebetulan ada beberapa temantnya yang membantu. Namun setelah dijalankan, ternyata penghasilannya cukup lumayan. Tentu semua itu berkat kreativitasnya dalam membuat video-video yang pada umumnya dibuat ringan tapi sarat dengan kelucuan gaya anak-anak muda.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR