Baca juga: Hadapi Ancaman Korut, AS Kirim Kapal Selam Bertenaga Nuklir dan Dilengkapi Senjata Pemusnah Massal
Kesalahan intelijen terkait senjata pemusnah massal di Irak bukan satu-satunya kesalahan AS.
Nixon mengatakan, Saddam sudah memperingatkan soal nation building jika pemerintah Amerika Serikat ingin mengelola Irak.
“Anda akan gagal. Anda akan menyadari tak mudah untuk memerintah Irak,” tambah Saddam seperti disampaikan Nixon.
Masih kepada Nixon, Saddam mengatakan, pemerintah AS tidak memahami rakyat Irak karena AS tak memahami bahasa, pola pikir, sejarah, hingga cuaca negeri yang disebut sebagai Negeri 1001 Malam itu.
Ternyata prediksi Saddam menjadi kenyataan. Irak kini terjerembab dalam kekacauan setelah Saddam disingkirkan.
Sejak itu, konflik bersenjata tak kunjung reda di Irak, dan sudah mengakibatkan setidaknya 200 ribu warga negeri itu tewas (data tahun 2016).
Saddam Hussein dieksekusi dengan cara digantung pada 2006, tiga tahun setelah ia ditangkap pasukan khusus AS di dekat kampung halamannya, Tikrit.
Baca juga: Kisah Para Tentara Bayaran di Irak: Gajinya Gede Tapi Jadi Sasaran Favorit Pembom Bunuh Diri
Lepas dari itu, ada pola serupa yang dilakukan Amerika Serikat ketika menginvasi Suriah beberapa hari yang lalu.
AS menuding, negara Bashar al-Assad itu telah menggunakan senjata kimia di Ghouta.
Meski begitu, hingga sekarang, belum ada bukti yang cukup valid bahwa al-Assad menggunakan senjata berbahaya itu?
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR