Saat ini permainan egrang sudah banyak dimodifikasi. Sebagai contoh, pernah diadakan lomba pidato di atas egrang. Egrang juga telah diinovasi menjadi sebuah tarian. Berbagai gerakan tarian egrang telah dibuat oleh anak-anak yang kemudian membentuk Komunitas Tanoker sejak 10 Desember 2009 silam.
Tarian egrang dari Komunitas Tanoker pernah mencapai prestasi luar biasa saat berkolaborasi dengan beberapa negara seperti Thailand, Bangladesh, dan Cina. Selain itu, berkat kesungguhan melestarikan egrang telah berlangsung festival egrang setiap tahun mulai tahun 2010. Pada bulan Desember 2015 nanti merupakan festival egrang keenam yang akan digelar oleh Komunitas Tanoker.
Minggu Ceria
Bagi anak-anak Komunitas Tanoker, Lek Hang dan istrinya bisa mengisi kekosongan kasih sayang dan perhatian dari orangtua mereka yang pergi ke luar negeri menjadi TKI hingga bertahan-tahun. Banyak dari anak-anak ini putus sekolah. Lebih mengenaskan lagi, ada yang terjerumus dalam penggunaan obat-obat terlarang.
Ada pengalaman tak terlupakan yang dialami Farha Ciciek - berkaitan anak buruh migran ini. Ia menceritakan, ada seorang anak kelas IV SD yang harus mengasuh tiga adiknya. Mereka tinggal bersama neneknya yang juga setiap hari sibuk bekerja.
“Kejadian itu mendorong saya untuk melakukan tindakan nyata bagi mereka,” tutur perempuan yang pernah terpilih menjadi satu dari 1.000 Peace Wowan 2005 sekaligus dinominasikan menerima hadiah Nobel Perdamaian. Melalui berbagai aktivitas, Farha Ciciek dan suami berusaha agar anak-anak di sekitar kampungnya tetap mendapat hak bermain dan belajar.
Anak-anak diberikan fasilitas bermain, belajar, dan berkarya. Selain halaman untuk bermain egrang yang sangat luas, Komunitas Tanoker juga memiliki lahan seluas 4.000 meter persegi yang bisa digunakan untuk outbond. Bukan hanya itu, Tanoker juga memiliki kolam lumpur yang dapat digunakan untuk area bermain. Perpustakaan juga disediakan di Tanoker. Ada pula kebun untuk belajar tentang pertanian.
Setiap Minggu dilaksanakan acara Minggu Ceria. Anak-anak mendapatkan bimbingan belajar gratis. Mulai dari belajar Matematika, bahasa Inggris, dan fotografi. Juga membatik dan melukis. Selain senam pagi, ada pula kegiatan lain seperti bermain perkusi, gamelan, angklung, dan tentu saja bermain egrang.
Semua kegiatan yang dilaksanakan sejalan dengan semboyan Komunitas Tanoker yakni “bersahabat, bergembira, belajar, dan berkarya.” Dari sekian banyak kegiatan, egrang menjadi yang utama di Komunitas Tanoker.
- bersambung -
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR