Kita Sebenarnya Memiliki Kekayaan Luar Biasa

K. Tatik Wardayati

Editor

Kita Sebenarnya Memiliki Kekayaan Luar Biasa
Kita Sebenarnya Memiliki Kekayaan Luar Biasa

Intisari-Online.com – Dikisahkan tentang sepasang suami istri yang baru saja menikah. Awalnya kehidupan rumah tangga mereka harmonis. Tetapi tuntutan kebutuhan rumah tangga semakin besar, sementara sang istri belum dapat menyiasati sumber penghasilan suaminya yang tak seberapa. Tak ayal, sang istri menjadi kalang kabut sehingga ia selalu merasa kurang puas.

Buntutnya keadaan tersebut memicu kebiasaan sang istri yang selalu mengeluh dan menuntut suaminya memenuhi semua kebutuhan, dari mulai rumah, mobil, dan fasilitas lainnya senilai 1 milyar rupiah. Sedangkan sang suami benar-benar dibuat stres.

“Bagaimana mungkin? Penghasilanku ‘kan hanya segitu!” gumam sang suami. Lebih parahnya lagi, di tengah tekanan seperti itu ia sama sekali tak dapat memberikan pengertian kepada sang istri.

Suatu ketika mereka berdua berkunjung ke rumah sakit menjenguk salah seorang rekan sang istri yang tergolek lemah terserang penyakit ganas. Rekan si istri menceritakan bahwa akhir-akhir ini ia sering lupa makan, kurang istirahat dan melakukan pola hidup yang salah. Kejadian itu memberikan seberkas ide bagi suami untuk memberikan sedikit pengertian kepada istrinya tercinta.

Dalam perjalanan pulang sang suami memecah keheningan. Ia bertanya kepada istrinya, “Jika saya memberikan kamu uang 1 milyar, tetapi syaratnya kamu harus sakit seperti temanmu tadi, apakah kamu mau?”

“Tidak!” tukas istrinya.

Dua hari kemudian mereka berjalan-jalan melewati sebuah bungalow yang sejuk dan cantik. Tak lama kemudian muncul sepasang manula dari bungalow tersebut. “Ini kesempatan aku mengetuk hati istriku,” pikir sang suami. Ia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia segera mengajukan sebuah pertanyaan kepada istrinya, “Jika sekarang kamu bisa memiliki sebuah bungalow seperti itu, tapi seketika kamu menjadi tua seperti orang tua tadi, apakah kamu mau?”

“Tidak!” ucap istrinya agal kesal.

Tak lama setelah kejadian itu terjadi perampokan besar disebuah bank ternama di kota mereka tinggal. Bank tersebut hampir saja menderita kerugian 1 triliyun rupiyah, kalau saja aksi perampok tersebut tak berhasil digagalkan. Berita tentang salah seorang perampok mati tertembak dengan cepat tersiap di seluruh kota.

Pasangan suami istri terebut mendengar berita itu dari siaran televisi. Ketika istri serius memperhatikan kelanjutan berita perampokan tersebut, sang suami tergelitik untuk bertanya kepada istrinya. “Kalau kamu diberi uang satu milyar, tapi kamu mesti menjalani hukuman mati, apakah kamu mau,” celetuk sang suami memecah keheningan.

Kontan sang istri tersulut emosinya. “Omong koong apa kamu! Diberi bukit emaspun aku tak mau!” sergahnya kepada sang suami.

Mendengar ucapan istrinya sang suami tersenyum riang. Ia merasa senang, karena hampir berhasil membawa istrinya pada pemikiran yang benar. “Apakah kamu sudah menyadari dan merasakan bahwa kita sebenarnya sangat kaya! Kita memiliki kesehatan, masa muda dan nyawa, semua itu lebih besar dari uang 1 milyar rupiah, bukankah kita masih memiliki sepasang tangan untuk memperjuangkan masa depan dan nasib kita?” kata suaminya.

Wanita itu benar-benar terpaku. Ia baru sadar selama ini sudah bertindak bodoh karena tidak mensyukuri anugerah yang sudah ia nikmati setiap hari, setiap jam, setiap menit, dan setiap detik. Sejak saat itu hatinya mulai terbuka terhadap masukan yang positif. Dan senantiasa memperbaiki diri untuk menjadi istri yang lebih baik.

Sebenarnya manusia memiliki kekayaan yang luar biasa. Kita memiliki tubuh yang sempurna, pikiran yang luar biasa dibandingkan dengan komputer yang tercanggih sekalipun. Tetapi sebagian di antara kita sering menyamakan kekayaan manusia dengan hal-hal yang bersifat materi. Sehingga tak jarang di antara mereka menjadi sombong, serakah, tidak jujur, menang sendiri, dan lain sebagainya.

Segala potensi yang ada dalam diri kita sangat tinggi nilainya, tak tertandingi dengan materi berapapun juga. Mari kita menghargai apa yang sudah kita miliki dengan bersyukur kepada Tuhan dan terus berupaya menciptakan karya terbaik. (KBS)