Tetapi, lagi-lagi ikatan keluarga yang sangat kuat dalam budaya Romawi membuatnya berhasil naik tahta.
Kaisar Roma lainnya yang dikenal gila adalah Elagabalus. Salah satu desas-desus tentangnya mengatakan bahwa dia mencoba mengubah agama Roma dan berdandan sehingga dia bisa melacurkan dirinya sendiri.
Meski hanyalah sepupu Caracalla, penguasa sebelumnya, tetapi bibi dari pihak ibunya berkampanye agar dia memimpin Roma.
Ketika tidak ada saudara sedarah dalam antrean, Roma mengejar formalitas adopsi untuk mempertahankan preferensi lama untuk ikatan keluarga.
Melihat bagaimana para Kaisar Roma yang dikenal gila berhasil naik tahta, menunjukkan ketergantungan pada suksesi mencegah pemimpin terbaik naik ke puncak, sementara penasihat pun tidak membantu.
Banyak dari kaisar Roma memiliki lingkaran penasihat yang sangat kecil yang sering melakukan pekerjaan kasar dalam menjalankan kekaisaran yang luas.
"Jumlah orang yang memiliki akses langsung ke kaisar sebenarnya agak kecil," kata Ando.
Kaisar memerintah melalui jaringan pejabat, dan pejabat itu seringkali lebih kompeten. Tetapi mereka menopang kegilaan para kaisar.
"Tidak masalah seberapa gila Caligula," kata Ando, "kecuali dia melakukan sesuatu yang gila dengan kebijakan pajak."
Terlebih lagi, kebanyakan orang yang tersebar di seluruh Kekaisaran Romawi yang luas tidak terlalu memperhatikan.
Mereka yang tinggal di provinsi militer dapat terpengaruh oleh dekrit kaisar. Sementara mereka yang tinggal di provinsi sipil yang jauh mungkin hampir tidak memperhatikan perubahan dari satu kaisar ke kaisar lainnya.
Di atas kaisar yang gila, baik rumornya dilebih-lebihkan atau tidak, disebut adalah struktur politik yang membuat mereka begitu kuat sejak awal.
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR