Konflik pun menempatkan panen tahun itu dalam bahaya dan harga gandum global melonjak 20 persen.
Panen gandum Ukraina berlangsung di musim panas antara Juni dan Juli dan panen jagung di musim gugur antara Oktober dan September.
"Jika sesuatu akan terjadi, itu akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan," kata Ladaniwskyj.
Maka, konflik di Eropa Timur kemungkinan dapat berarti 'rejeki nomplok' yang signifikan bagi petani Australia.
"Australia sedang duduk di atas biji-bijian dalam jumlah yang sangat besar saat ini," kata Hosking.
Hal itu memperluas kemampuan Australia untuk mengekspornya.
"Jika konflik terjadi, Anda secara efektif menempatkan eksportir gandum terbesar di dunia berperang satu sama lain dan, tanpa ragu, sebagian dari [harga premium] akan mengalir kembali ke petani Australia."
Dia mengungkapkan bahwa itu adalah sifat dari pertanian global, bahwa kemalangan satu negara akan menguntungkan orang lain.
"Periode kekeringan di Australia, ada banyak negara lain yang mengambil keuntungan dari premi yang tidak dapat diisi Australia," kata Hosking.
“Tapi kami merasakan kepedihan sesama petani," katanya.
Terlepas dari implikasi positif bagi harga biji-bijian jika konflik meningkat, Hosking mengatakan ketidakstabilan yang dapat mengikuti mungkin juga dengan mudah menjadi bumerang.
"Pasar berkembang dengan kepastian. Mereka tidak suka ketika segala sesuatunya tidak pasti, dan dalam jangka panjang hasil terbaik adalah hasil yang damai," katanya.
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR