Abu Bakar telah memperluas kerajaannya ke pantai Laut Atlantik, di sepanjang Sungai Niger yang menghubungkan Samudra Atlantik hingga Mali.
Dihadapkan dengan batas yang jelas untuk wilayah kekuasaannya, penguasa yang kuat menjadi terpaku dengan apa yang berada di luar laut
Mansa berteori bahwa garis pantai lain bisa ada di seberang lautan, tidak terlihat, dan dia bertekad untuk mencapai tanah ini.
Maka, untuk memenuhi pencariannya, dia memesan 200 perahu yang cocok untuk penyeberangan yang akan dibangun dan dilengkapi dengan pelaut Mali.
Dia tentunya memiliki sumber daya untuk usaha seperti itu.
Paman dan pendahulunya, Soundjata Keita, mendirikan Kekaisaran Mali sekitar tahun 1235, menguasai sebagian besar Gurun Sahara dan banyak hutan di pantai Afrika Barat di bawah kendalinya.
Abu Bakar II juga memiliki akses ke keahlian para insinyur Danau Chad, yang tahu bagaimana membuat kapal terbaik. Dia ingin kapalnya membangkitkan kapal-kapal Mesir Kuno, dan mempelajari semua kapal terbaik yang berlayar di sekitar sungai Senegal dan Djoliba.
Dia juga menewa kru besar pembangun, seniman, orang terpelajar, pejuang, pedagangan, dan pelaut untuk menemaninya dalam ekspedisi, dan memastikan kapal-kapal itu membawa jatah yang cukup untuk pelayaran selama dua tahun.
Armada 200 kapalnya berkomunikasi satu sama lain selama perjalanan melalui sistem drum.
Dalam kemegahan, beberapa waktu di awal abad ke-14, ekspedisi berangkat ke Atlantik, namun apa yang terjadi selanjutnya tidak jelas.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR