Ini cukup untuk mencapai tujuan meningkatkan kehadirannya di Kuba dan Venezuela.
"Sebelum 2015, Rusia memiliki pangkalan di Tartus. Ini adalah fasilitas militer sederhana dengan lingkar luar yang dijaga oleh tentara lokal," kata Kashin.
Dengan cara ini, Rusia dapat membuat AS menghabiskan lebih banyak sumber daya untuk memantau aktivitas militer di tempat yang sudah menjadi "halaman belakang" Washington.
Menilai senjata mana yang paling efektif jika Rusia dikirim ke Venezuela dan Kuba, para ahli menyebutkan rudal jarak pendek dan menengah, termasuk rudal jelajah Kalibr dan rudal Iskander.
"Kapal perang dan kapal selam Rusia yang dipersenjatai dengan rudal Kalibr akan menyebabkan AS memusatkan kekuatan militernya lebih besar dan mengkonsumsi lebih banyak sumber daya. Skenario lain adalah mengirim pembom strategis ke Amerika Selatan," kata Kashin.
Namun, ada juga pendapat bahwa jika Rusia mengirim pasukan militer ke Kuba dan Venezuela saat ini tidak layak.
Berbicara kepada surat kabar Rusia RT, pakar Dmitry Stefanovich dari Pusat Keamanan Internasional, mengatakan bahwa prospek Rusia mempertahankan pangkalan militer permanen di Kuba dan Venezuela sangat mahal.
"Rusia dapat membangun pangkalan militer, mengirim mereka sistem rudal pertahanan udara S-400, rudal balistik taktis Iskander, tetapi itu tidak membawa banyak manfaat dibandingkan dengan peran rudal ini di kawasan Eropa," kata pakar Stefanovich.
Menurut para ahli, angkatan laut Rusia saat ini menghadapi banyak kesulitan dalam membangun kapal perang besar dan kapal selam, yang belum mencapai kekuatan era Soviet, hingga mampu mendukung pangkalan di luar negeri.
"Rusia membutuhkan angkatan laut yang lebih kuat untuk skenario Amerika Selatan. Strategi investasi untuk angkatan laut membutuhkan waktu, itu tidak mungkin sekarang," kata Ilya Kramnik, seorang ahli di Pusat Studi Amerika Utara.
Source | : | 24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR