Dia tidak terlihat selama sebagian besar masa mudanya, dan kerabat kerajaannya berusaha keras untuk menempatkannya jauh di bawah garis suksesi. Paman Claudius, Kaisar Tiberius, berulang kali menolak permintaannya untuk memulai karir politik.
Tahun 37 M, Caligula mengambil alih kekaisaran.
Caligula tidak berpengalaman dan rentan, dan untuk membantu menopang klaimnya atas takhta, dia menunjuk Claudius, yang saat itu berusia hampir 46 tahun, sebagai rekan konsulnya.
Pada tahun 41 M, komplotan rahasia Pengawal Praetorian — pelindung tersumpah kaisar Romawi — membunuh Caligula dan secara brutal membunuh istri dan anaknya di istana kekaisaran.
Ceritanya, setelah mendengar keributan itu, Claudius yang ketakutan lari menyelamatkan diri dan berlindung di balkon.
Praetorian akhirnya menemukan Claudius meringkuk di balik tirai, tetapi bukannya membunuhnya, mereka memberi hormat kepadanya sebagai kaisar baru Roma.
Cacat Claudius mungkin telah memberi kesan bahwa dia dapat dengan mudah dimanipulasi, tetapi begitu berkuasa, dia menunjukkan dirinya lebih pintar dari yang diyakini sebelumnya.
Setelah mengambil alih kekuasaan, Claudius menghadapi tentangan sengit dari para senator Roma, yang banyak di antaranya memandangnya sebagai penuntut takhta yang lemah dan tidak sah.
Untuk membuktikan dirinya sebagai seorang pemimpin, ia meluncurkan salah satu kampanye militer paling berani di abad ke-1: penaklukan Inggris.
Pada tahun 43 M, ia mengirim pasukan sebanyak 40.000 tentara dan beberapa gajah perang melintasi Selat Inggris.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR