Jadi, mengevaluasi laporannya 77 tahun kemudian, penanggalan arkeologis Van Orsoy de Flines tentang teras Siti Inggil di Keḍaton akan dicatat dalam sejarah sebagai satu-satunya yang pernah dilakukan, karena pecahan yang digali di sana pada tahun 1941 tampaknya telah hilang.
Selain itu, pada bulan Juli 1941, Stutterheim juga merekonstruksi tata letak istana kerajaan Majapahit berdasarkan rencana penggalian Keḍaton tahun 1930 yang dikombinasikan dengan pembacaan seksama deskripsi Prapañca tentang istana kerajaan dalam pidato Nāgarakṛtāgama Jawa Kuno tahun 1365.
Oleh karena itu, analisis pecahan Van Orsoy de Flines pada bulan September-Desember 1941 merupakan bagian terakhir dari bukti yang hilang yang menegaskan bahwa Keḍaton situs istana kerajaan menurut tradisi lisan Jawa setempat pasti berasal dari periode Majapahit (abad 14-15).
Dengan demikian menyangkal 'hipotesis' Maclaine Pont tanpa dapat ditarik kembali.
Namun, semua bukti yang sangat penting ini tidak tersedia bagi para arkeolog di kemudian hari.
Akibatnya, fantasi arsitek Belanda yang paham publisitas telah mendominasi arkeologi Majapahit-Trowulan selama 94 tahun.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR