Advertorial

Monumen Mesir Kuno yang Tak Tertandingi, Inilah Kuil Pemakaman Hatshepsut, Dibangun untuk Hormati Dewa Matahari dengan Elemen Arsitektur Klasik yang Megah

K. Tatik Wardayati

Editor

Intisari-Online.comKuil pemakaman Hatshepsut, yang dikenal sebagai ‘Yang Mahakudus’ terletak di kompleks Deir el Bahari, di tepi barat Sungai Nil, dekat Lembah Para Raja, di Mesir.

Terletak di sebelah kuil pemakaman Mentuhotep II, kuil pemakaman Hatshepshut dibangun untuk menghormati Amun-Ra, Dewa Matahari.

Kuil pemakaman itu dianggap sebagai ‘salah satu monumen Mesir Kuno yang tak tertandingi.”

Kanselir, yaitu arsitek kerajaan dan kemungkinan kekasih Hatshepsut, Senenmut, mengawasi pembangunan dan mungkin merancang kuil.

Baca Juga: Misteri Kalung Hering Tutankhamun, Emas Lambang Dewi Pemakan Bangkai yang Ditempatkan di Dada Mumi Mesir, Bukan Digunakan Sebagai Ornamen Belaka, Lalu untuk Apa?

Meskipun candi pemakaman Mentuhotep yang berdekatan digunakan sebagai model, namun kedua struktur tersebut berbeda dalam banyak karakteristiknya.

Kuil Hatshepsut memiliki tiga teras dengan barisan tiang besar yang membedakannya dari struktur terpusat model Mentuhotep.

Anomali yang mungkin disebabkan oleh desentralisasi lokasi ruang pemakamannya.

Teras berundak itu mencapai ketinggian tiga puluh meter.

Baca Juga: Jadi Peradaban Paling Maju di Zaman Kuno, Inilah Prestasi Mesir Kuno yang Hingga Kini Masih Digunakan, Mulai dari Kalender Hingga Seni Tembikar

Setiap tingkatnya terdiri dari barisan tiang pilar batu berbentuk persegi, yang didahului oleh patung Osirian.

Kapel Anubis, di bagian timur laut kuil, memiliki kolom-kolom bagian poligonal.

Teras-teras ini dihubungkan oleh jalan tengah yang besar, yang pada zaman kuno diapit oleh taman-taman tanaman eksotis yang dibawa dari Punt, seperti pohon kemenyan dan mur.

Kapel Hathor, yang terletak di sebelah tenggara kuil, memiliki pilar-pilar dengan huruf kapital kebencian.

Beruntuk berundak dari Kuil pemakaman Hatshephut sesuai dengna bentuk Theban klasik, dengan elemen arsitektur, seperti tiang, istana, aula hypostyle, halaman terbuka, kapel, dan kuil.

Sedangkan relief di Kuil Hatshepsut menceritakan kisah kelahiran ilahi Ratu Firaun Hatshepsut, yang pertama dari jenisnya.

Teks dan siklus bergambar juga berhubungan dengan ekspedisi ke Punt, sebuah negara di tepi Laut Merah, dari mana orang Mesir Kuno membawa produk mewah seperti dupa, mur, kulit macan tutul, dan bulu burung unta.

Meskipun patung dan detail ornamen lainnya dicuri atau dihancurkan selama bertahun-tahun pada masa lalu, namun kuil ini menampung patung Osiris, sphinx, dan banyak patung Hatshepsut dalam posisi berbeda, mulai dari berdiri, duduk, atau berlutut.

Sumbu utama candi memiliki azimuth sekitar 116½ °, sejajar dengan orto matahari selama titik balik matahari musim dingin, peristiwa astronomi yang saat ini terjadi sekitar 21 atau 22 Desember setiap tahun.

Baca Juga: Perjanjian Damai Antara Dua Negara yang Konflik Pertama Kali Terjadi dalam Sejarah, Inilah Pertempuran Kadesh, Konfrontasi Ramses II yang Luaskan Wilayah Kekuasaan, Tandai Berakhirnya Peradaban Kuno

Sinar matahari memasuki kuil yang digali di dalam gunung Theban.

Selain itu, sistem kotak cahaya juga memungkinkan representasi dewa Amun-Ra diterangi.

Sosok Firaun Thutmose III yang sedang berlutut dan, terakhir, gambar dewa Sungai Nil, Hapi.

41 hari sebelum dan 41 hari setelah titik balik matahari musim dingin, kotak cahaya kedua memungkinkan sinar matahari menembus ke ruang terdalam, diperbesar, dan direnovasi pada periode Ptolemeus.

Tempat di mana terdapat bukti pemujaan tokoh-tokoh sejarah yang didewakan, seperti Imhotep, arsitek yang bertanggung jawab atas pembangunan Piramida Djoser, dan Amenhotep (putra Hapu), pengawas karya firaun Amenhotep III.

Penyelasaran itu mencerminkan momen ketika Amun-Ra mengucapkan nubuat yang digunakan untuk menobatkan Hatshepsut sebagai ratu firaun.

Kuil Hatshepsut dianggap sebagai monumen Mesir yang gayanya paling dekat dengan arsitektur klasik.

Merupakan karya representatif arsitektur pemakaman Kerajaan Baru, yang menekankan gambar firaun yang mendirikan kuil untuk menghormati para dewa yang hidup dengannya setelah kematian.

Baca Juga: Banyak Pekerjaan di Mesir Kuno, Tapi Lebih Beruntung Bila Bekerja Sebagai Juru Tulis, Tulisan dalam Satir Terkenal pada Masa Kerajaan Tengah Ini Jelaskan Apa Keuntungannya

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait