Dilansir dari bbc.com pada Selasa (7/12/2021), Inggris menerbangkan 15.000 orang keluar dari Afghanistan setelah Taliban menguasai ibu kota, Kabul.
Ini termasuk 5.000 warga negara Inggris, 8.000 Afghanistan, dan 2.000 anak-anak.
Marshall mengatakan hingga 150.000 warga Afghanistan, yang berisiko karena hubungan mereka dengan Inggris, mengajukan permohonan untuk dievakuasi.
Tetapi kurang dari 5% menerima bantuan apa pun.
"Jelas bahwa beberapa dari mereka yang tertinggal telah dibunuh oleh Taliban," tambahnya.
Dalam bukti tertulis kepada Komite Urusan Luar Negeri, dia mengatakan ada "staf yang tidak memadai" di pusat krisis Foreign Commonwealth and Development Office (FCDO).
Dan ada "kurangnya keahlian" dan "kurangnya koordinasi" antara departemen dan Kementerian Pertahanan, katanya.
Marshall, yang merupakan petugas meja senior sampai ia mengundurkan diri dari FCDO pada bulan September, juga mengatakan Raab membutuhkan waktu berjam-jam untuk menjawab email dan tidak sepenuhnya memahami situasi.
Sistem kacau
Ketika Taliban mendekati Kabul pada bulan Agustus, ada satu skema pemerintah untuk mengevakuasi warga Afghanistan yang telah bekerja secara langsung untuk pemerintah Inggris.
Selain itu, ada skema lain untuk membantu mereka yang berisiko karena hubungan mereka dengan Inggris.
Marshall sendiri bekerja untuk tim pejabat yang menangani kelompok yang dikenal sebagai "Kasus Khusus Afghanistan".
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR