Godfrey berkata, "Menurut pendapat saya, kapten mungkin adalah orang yang secara langsung mengambil kendali dan mengubah arah pesawat."
"Penyebabnya diyakini bermotif politik," imbuhnya.
Pakar Godfrey mengatakan bahwa periode 22 menit ketika pesawat beroperasi dalam mode "tahan di udara", terbang berputar-putar di suatu daerah.
Bisa jadi karena negosiasi kapten dengan pihak berwenang.
"Negosiasi mungkin tidak berjalan dengan baik dan berakhir dengan jatuhnya pesawat di tempat terpencil di selatan Samudera Hindia," kata Godfrey.
Sejauh ini, militer Malaysia menolak merilis data radar militer untuk membantu mengungkap misteri hilangnya pesawat MH370.
Source | : | The Times |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR