Nama mata air tersebut adalah Sanghyang Talaga Pancuran dan mata air Sanghyang Talaga Emas.
"Ya, di sini juga dilengkapi dengan pemandian yang airnya keluar dari perut bumi terus-menerus mengalir tanpa henti, diberi nama mata air Sanghyang Talaga Pancuran dan mata air Sanghyang Talaga Emas (Barat)," ucap Rozali, Kuncen Petilasan atau Pasanggrahan Prabu Siliwangi.
Rozali mengungkapkan, petilasan Prabu Siliwangi sudah ada sejak tahun 1482 Masehi.
Saat itu pemerintahan dipimpin oleh Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi Sang Ratu Dewata Wisesa.
"Pada tahun itu, di lereng Gunung Ciremai sebelah utara dibangun hutan tutupan dan pondok sebagai tempat nyepi tapabrata dan peristirahatan raja oleh Ciung Wanara yang diberi nama 'Pasanggrahan Prabu Siliwangi Pajajaran," ujar Rozali.
Disebut, tempat ini ramai dikunjungi masyarakat terutama saat malam Jumat Kliwon, akhir pekan, hari raya, atau hari libur.
Pancuran Cikahuripan atau Pancuran Selendang Bidadari juga menjadi tujuan ziarah di area petilasan Prabu Siliwangi.
Dua pancuran itu merupakan tempat pemandian untuk para peziarah petilasan Prabu Siliwangi.
Identik dengan Prabu Siliwangi, di tempat wisata ini juga terdapat patung maung atau harimau.
Sementara pengunjung yang suka berwisata alam bisa menikmati keindahan telaga, situ, dan mata air Selendang Bidadari.
"Meski banyak wisata baru di sekitar Rajagaluh, petilasan ini ramai dikunjungi, apalagi di momen-momen tertentu," jelas pengelola Objek Wisata Prabu Siliwangi, Zubaedi.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR