Cerita yang dikisahkan dalam Kidung Sunda dengan gaya bahasa lugas dan lancar, tidak berbelit-belit seperti karya sastra sejenis.
Mengutip Wikipedia, kisah dalam Kidung Sunda memadukan unsur-unsur romantis dan dramatis yang memikat.
Dengan penggunaan gaya bahasa yang hidup, tokoh protagonis dalam kisah ini bisa ‘hidup’.
Seperti adegan orang-orang Sunda yang memaki-maki patih Gajah Mada dilukiskan secara hidup, meski kasar.
Prabu Hayam Wuruk yang meratapi Putri Sunda pun dilukiskan secara indah yang membuat para pembaca terharu.
Cerita yang dikisahkan dalam Kidung Sunda juga bisa dikatakan logis dan masuk akal, semuanya bisa saja terjadi, kecuali moksanya patih Gajah Mada.
Dalam Kidung Sunda ini, nama raja, ratu, dan putri Sunda tidak disebutkan namanya, namun dalam sumber lain sering disebut bernama Dyah Pitaloka.
Dalam teks Kidung Sunda juga dibedakan pengertian antara Nusantara dan tanah Sunda.
Rupanya orang-orang Sunda dianggap bukan orang Nusantara, kecuali oleh patih Gajah Mada.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR