Intisari-Online.com - Anda tahu apa itu MI6?
MI6 atau Secret Intelligence Service adalah agen intelijen Inggris Raya yang bertugas mendukung keamanan nasional Inggris.
Mirip seperti CIA dari Amerika Serikat (AS) atau Mossad dari Israel.
Nah, baru-baru ini, Kepala MI6 melakukan wawancara dan dia memperingatkan jebakan China.
Apa maksudnya?
Dilansir dari express.co.uk pada Rabu (1/12/2021), Kepala MI6 Richard Moore atau yang kini dikenal sebagai Secret Intelligence Service atau SIS angkat bicara terkait China.
Dia mengatakan China telah telah memasang jebakan utang dan jebakan data.
Hal ini lantas mendorong Inggris untuk mengambil langkah-langkah keamanan yang lebih ketat.
Moore, juga dikenal sebagai 'C' mengatakan: "Beijing mencoba menggunakan pengaruh melalui kebijakan ekonominya untuk mencoba dan kadang-kadang, saya pikir, membuat orang tertarik".
"Jika Anda mengizinkan negara lain untuk mendapatkan akses ke data yang sangat penting tentang masyarakat Anda, seiring waktu yang akan mengikis kedaulatan Anda."
"Pada akhirnya, Anda tidak lagi memiliki kendali atas data itu."
Berbicara di Program Hari Ini Radio 4, kepala mata-mata top itu menambahkan Inggris telah mengambil langkah-langkah untuk bertahan.
Sebab negara itu sudah lama mewaspadai pengaruh China di seluruh infrastruktur dan jaringannya.
London mengikuti perintah dari Washington untuk waspada dan akhirnya melarang perusahaan China Huawei memasang jaringan 5G negaranya.
Sebab ada ketakutan China akan pemantauan lalu lintas komunikasi dari jarak jauh, serta penambangan data.
Apalagi menurutnya kini China semakin berani dan percaya dir.
Contoh yang paling terlihat adalah masalah di Taiwan yang bisa merusak perdamaian global.
Inggris sendiri termasuk negara yang menentang China. Entah terkait konflik Taiwan atau Laut China Selatan.
Apalagi Inggris juga merupakan sekutu Amerika Serikat (AS) dan telah menandatangani kesepakatan AUKUS dengan AS dan Australia.
Selain China, MI6 juga mewaspadai Rusia di Eropa.
Moore menggambarkan Moskow sebagai ancaman dan mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin telah jelas bahwa dia tidak mengakui hak Ukraina untuk menjadi negara merdeka.
"Dari waktu ke waktu kami khawatir tentang penumpukan pasukan dan apa niat Presiden Putin."
"Oleh karena itu, ini membutuhkan pengawasan yang sangat hati-hati," tutupnya.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR