Pada 27 Juni 1976, sebuah penerbangan Air France dibajak dari Israel ke tujuan yang tidak diketahui, melansir The EurAsian Times.
Kemudian, pesawat itu diterbangkan ke Benghazi Libya.
Di sana, seorang sandera perempuan pura-pura keguguran dan diizinkan turun.
Para pembajak adalah anggota Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) dan kelompok ekstremis Jerman.
Dengan para pembajak di dalamnya, 253 penumpang, dan awak di dalamnya, pesawat itu lepas landas dari Benghazi malam itu dan mendarat di Bandara Entebbe Uganda tak lama setelah pukul 3 pagi.
Di sana, para pembajak ditemani oleh tiga teroris Palestina bersenjata lainnya.
Penumpang non-Yahudi dan non-Israel dibebaskan pada saat kedatangan.
Tetapi 106 penumpang dan anggota awak lainnya disandera dengan imbalan pembebasan 53 militan yang dipenjara di Israel, Kenya, Jerman Barat, dan di tempat-tempat lain.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR