Menurut salah satu sumber teknis, bahkan jika sebuah kapal AS mendeteksi rudal Zircon dari jarak 100 mil, hanya akan ada satu menit untuk melakukan sesuatu tentang hal itu.
Pergeseran Rusia ke senjata hipersonik kemungkinan merupakan cara untuk bersaing dengan keunggulan AS dalam ukuran, teknologi, dan banyaknya kapal induk.
Selain Rusia, China dan Korea Utara juga telah menguji peralatan semacam itu.
Alhasil rudal hipersonik langsung memicu kekhawatiran secaa global.
Wakil Perdana Menteri Rusia Yury Borisov mengatakan bulan lalu bahwa Rusia telah melampaui Barat dalam hal senjata hipersonik.
“Kami telah maju, khususnya, di bidang senjata hipersonik dan yang didasarkan pada prinsip-prinsip fisik baru," ungkap Borisov.
"Kami sekarang memiliki keuntungan serius dalam hal ini atas negara-negara Barat - dan akan mencoba untuk mempertahankan posisi ini," tutupnya.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR