"Dan ketika membicarakan pasukan militer untuk perubahan perilaku, tentu saja hal itu menjadi obyek yang cukup membingungkan untuk pasukan militer. Ketika membicarakan pasukan militer untuk mencegah suatu negara untuk mendapatkan senjata nuklir, tentu hal itu menjadi obyek yang sangat bisa diraih."
Utusan Khusus AS untuk Iran, Rob Malley, mengatakan dalam cuitan setelah pertemuan 18 November dengan sekutu Timur Tengah dan pihak Eropa untuk kesepakatan yang memberi Iran dua pilihan:
"Melanjutkan eskalasi nuklir dan krisisnya, atau pengembalian setara kepada JCPOA, menciptakan kesempatan bagi ikatan diplomatik dan ekonomi regional."
"Waktu memilih terbilang pendek," tulis Malley.
Sumber yang familier dengan persiapan untuk pembicaraan mengatakan jika pihak-pihak secara seksama memperhatikan kunjungan direktur International Atomic Energy Agency (IAEA) ke Teheran minggu lalu, melihatnya sebagai indikasi pendekatan Iran ke pembicaraan di Wina, seperti disampaikan sumber tersebut.
Grossi mengatakan kepada dewan IAEA setelahnya jika pembicaraan tersebut "tidak meyakinkan."
Salah satu masalah kontroversial yang tetap ada adalah Iran menolak akses pengawasan oleh inspektor dari IAEA terhadap fasilitas produksi sentrifugal Karaj, yang dilaporkan dilanjutkan beroperasi.
"Hal ini tentunya berdampak pada kemampuan IAEA untuk mengembalikan kelanjutkan pengetahuan di Karaj, yang telah dikenal luas penting dalam hubungannya kembali ke JCPOA," ujar Grossi kepada Dewan Pemerintah Rabu lalu.
KOMENTAR