Oleh para pejabat istana, sang raja dianggap sangat labil dan mudah untuk diperdaya.
Terlebih lagi, Jayanegara hanyalah putra Raden Wijaya dari seorang selir.
Jayanegara bukan dilahirkan oleh permaisuri dan keturunan dari Kertanegara, raja Kerajaan Singasari.
Alasan itulah yang membuat Ra Kuti ingin menggulingkan Jayanegara dari takhta kerajaan dan menjadi raja.
Sebagai pemimpin dari Dharmaputra, Ra Kuti kemudian mengajak anggotanya bergabung dalam pemberontakan.
Ra Kuti juga meminta dukungan dari para prajurit Kerajaan Majapahit.
Dalam waktu singkat, ia berhasil menduduki ibu kota kerajaan.
Di tengah situasi yang genting itu, Gajah Mada yang masih menjadi bekel (panglima) Bayangkara, menunjukkan loyalitasnya dengan menyelamatkan dan menyembunyikan Raja Jayanegara.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR