Organisasi tersebut dikhususkan untuk pandu-pandu Hindia Belanda dan pribumi dilarang untuk mengikuti karena dianggap akan menjadi wadah aspirasi terhadap kemerdekaan Indonesia.
Tergerak hatinya, Sultan Pangeran Mangkunegaran VII memprakarsai berdirinya sebuah organisasi kepanduan bernama Javanese Padvinders Organisatie (JPO) di Surakarta.
Organisasi JPO mendorong banyak pemuda untuk mendirikan kepanduan lainnya.
Setelah Indonesia merdeka
Sebulan setelah merdeka, beberapa topkoh kepramukaan berkumpul di Yogyakatya dan membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia.
Kemudian membuat Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia seluruh bangsa pada 27-29 Desember 1945 di Surakarta.
Kongres tersebut menghasilkan Pandu Rakyat Indonesia sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia.
Namun, ketika Belanda kembali menyerang pada 1948, Pandu Rakyat dilarang berdiri di daerah-daerah yang sudah dikuasai Belanda.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR