Blok Tuna berada di dalam zona ekonomi eksklusif Indonesia.
Laporan ini berasal dari analisis terbaru oleh Inisiatif Transparansi Maritim Asia (AMTI).
Kehadiran mereka menggarisbawahi langkah Beijing mendesak dan memaksa jika mereka memiliki hak wilayah di wilayah tersebut dari Laut China Selatan.
"Gambar satelit dan data sistem identifikasi otomatis komersial (AIS) menunjukkan beberapa pertemuan antara Coast Guard China (CCG) dan kapal penegak hukum Indonesia dan Angkatan Laut Indonesia, demikian pula dengan kunjungan kapal induk AS di dekat lokasi ketegangan.
Namun tidak ada yang tampaknya punya dampak pada CCG," ujar AMTI.
Data AIS dan citra satelit menunjukkan jika dalam berbagai kejadian kapal-kapal Indonesia mengejar kapal-kapal China dalam jangkauan kurang dari 1 mil laut dan jauh lebih dekat dengan apa yang telah diamati AMTI dari kapal-kapal patroli Vietnam dan Malaysia dalam ketegangan terbaru yang mirip dengan China.
Hal ini menunjukkan jika Indonesia siap untuk mengambil langkah lebih keras melawan gangguan China dibandingkan negara-negara tetangganya.
AMTI melaporkan pada 12 November jika kapal CCG 6305 tetap berada di Blok Tuna yang beroperasi di dekat pengeboran Noble Clyde Boudreaux dan kapal-kapal patroli Indonesia terus diturunkan ke wilayah tersebut.
KOMENTAR