Para menteri kerajaan pun meminta adik raja, yaitu Ida I Dewa Ketut Angulesir, untuk mendirikan pusat pemerintahan baru di Gelgel.
Kerajaan Gelgel resmi berdiri pada 1383, dengan Ida I Dewa Ketut Angulesir sebagai raja pertama, yang bergelar Dalem Ketut Smara Kapakisan (1383-1458).
Dalam Kitab Negarakertagama disebutkan bahwa pada awal pemerintahan, raja ini sempat menghadap ke Majapahit.
Setelah itu, Dalem Ketut Smara Kapakisan digantikan oleh putra mahkotanya yang memiliki gelar Dalem Warturenggong pada tahun 1458.
Saat Dalem Waturenggong (1458-1550) berkuasa inilah, Kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan, itu berarti kerajaan Gelgel tidak lagi menjadi negara bawahan.
Masa kemasaan kerajaan Gelgel ketika sang raja memperluas wilayah kekuasannya hingga ke Lombok, Sumbawa, dan sebagian Jawa Timur.
Pada masa jayanya ini, sosok pendeta Hindu dari Jawa, yaitu Danghyang Nitartha, membawa pembaharuan bagi kehidupan agama Hindu di Bali.
Namun, pada masa pemerintahan Dalem Bekung (1550-1580), yang adalah putra sulung Dalem Waturenggong, masa kemasan Kerajaan Gelgel mulai memudar.
Mengutip dari buku Ensiklopedi Kerajaan-kerajaan Nusantara; Hikayat dan Sejarah, tulisan Ivan Taniputera, dikisahkan bahwa pada masa pemerintahan Dalem Di Made (1605-1651), Kerajaan Gelgel bahkan kehilangan wilayah Blambangan dan Bima pada tahun 1633, kemudian Lombok pada tahun 1640.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR