Intisari-Online.com - Perjuangan Timor Leste tidak mudah.
Ada berbagai serangan yang terjadi di Timor Leste.
Salah satunya terkait pemakaman Santa Cruz dan tentara Indonesia.
Seperti kisah Osvaldo Coelho, yang mengaku menjadi salah satu korban serangan tentara Indonesia.
Dilansir dari abc.net.au pada Rabu (24/11/2021), saat itu, dia masih berusia 19 tahun dan ikut kelompok mahasiswa yang mengorganisir demonstrasi Santa Cruz.
Ini semua karena kakaknya telah dibawa pergi. Kemungkinan dibunuh.
Sebab keluarganya masih tidak tahu apa yang terjadi.
"Setelah kami sampai di pemakaman, semuanya seakan baik-baik saja," kata Coelho.
"Kami menunggu untuk berdoa."
"Setelah berdoa, rencananya kami ingin meletakkan bunga di kuburan."
"Tapi kami bahkan tidak sempat berdoa karena tentara Indonesia datang dan hanya menembak."
"Mereka menembak kami seperti binatang."
Dalam peristiwa itu, ratusan orang terbunuh dan mereka yang selamat terpaksa bersembunyi.
"Dari tahun 1975 hingga 1991, sebelum pembantaian, kami berjuang untuk kemerdekaan tetapi tidak ada yang tahu apa yang terjadi."
"Banyak orang meninggal hari itu, tapi itu juga salah satu hari yang sangat penting bagi kebebasan kita."
Sekarang, Coelho tinggal di Darwin bersama keluarganya dan beberapa orang yang selamat dari pembantaian di Timor Leste pada 12 November 1991.
Ini semua karena banyak orang Timor Leste yang telah menjadikan Darwin sebagai rumah karena kedekatannya dengan Timor Leste.
"Hanya penerbangan satu jam," kata Coelho.
Walau sudah tinggal di Darwin, Coelho mengatakan dia khawatir banyak warga Timor Leste, terutama kaum muda yang masih menderita.
"Saya ingin kehidupan yang lebih baik untuk negara saya dan rakyat saya," katanya.
“Kalau setelah kemerdekaan rakyat masih menderita, saya kira tidak masuk akal."
"Kami tidak melupakan masa lalu dan bisa berbuat lebih baik untuk masa kini dan masa depan."
Sayangnya mimpi Coelho hanya tinggal harapan.
Sebab Timor Leste masih berkecimpung sebagai salah satu negara termiskin di dunia.
Sejak berpisah dengan Indonesia, pemerintah Timor Leste memang melakukan beberapa proyek infrastruktur Timor Leste dengan skala yang menakjubkan.
Sayang itu semua tidak berjalan baik.
Lihat saja foto-foto yang tersebar di media sosial terkait buruknya kondisi di Timor Leste.
Misalnya di provinsi Oecusse Timor Leste, sekelompok anak-anak mencuci di sungai di bawah jembatan jutaan dolar, belum dibuka.
Ada juga momen ketika seorang gadis muda mengangkut seember air dari sumur.
Dia berjalan di atas aspal menuju proyek irigasi senilai 9 juta Dollar AS lebih.
Di seberang jalan dari lokasi pembangunan hotel bintang tiga, sebuah keluarga muda tinggal di sebuah gubuk kecil tempat mereka mengoperasikan toko.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR