Intisari-Online.com - Presiden keenamIndonesia Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY idap kanker prostatstadium awal.
Kabar mengejutkan itu datangtaklamasetelah hasil pemeriksaan keluar.
DanSBY idap kanker prostatstadium awal itu dikonfirmasistaf pribadi SBY, Ossy Dermawan.
Diketahui SBY melakukan sejumlah pemeriksaan sepertimetode MRI, biopsi, Positron Emission Tomography (PET) Specific Membrane Antigen (SMA) Scan, dan pemeriksaan lainnya oleh tim dokter.
"Sesuai dengan diagnosis dari tim dokter, Bapak SBY mengalami kanker prostat."
"Kanker prostat yang diderita oleh Bapak SBY masih berada dalam tahapan (stadium) awal," kata staf pribadi SBY, Ossy Dermawan, dalam keterangannya dilansir dari kompas.com pada Selasa (2/11/2021).
Walau begitu, tim dokter menyampaikanoptimismenya untuk bisa mengatasi penyakit tersebut.
Oleh karenanya, SBY memohon doa untukkesembuhan atas penyakitnya.
Penyakit kanker, apalagi kanker prostat, bukanlah jenis penyakit yang mudah disembuhkan.
Walau begitu ada beberapa cara yang bisa dilakukan guna melawan penyakit yang satu ini.
Salah satunya rutin mengonsumsi tahu.
Ya, sudah harganya murah, tahu juga bisa ditemukan di mana-mana.
Secara alami, tahubebas gluten, rendah kalori, serta tidakmengandung kolesterol 'jahat'.
Tambahan lainnya, tahu juga merupakan sumber zat besi dan kalsium.
Sebagai sumber protein penting, rutin konsumsi baik bagi mereka yang menerapkanpola diet vegan dan vegetarian.
Manfaat tahu
Salah satu kandungan yang paling penting pada tahu adalah kandungan isoflavon seperti fitoestrogen.
Isoflavon memiliki sifat estrogen-agonis atau estrogen-antagonis.
Zatinilah yang dapat membantu melindungi terhadap beberapa penyakit kanker, penyakit jantung, dan osteoporosis.
Apalagimengonsumsi tahu memiliki risiko lebih rendah terhadap kondisi obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.
Untuk kanker prostat sendiri, beberapa penyelidikanklinis dan eksperimental menunjukkan bahwa genistein, isoflavon utama dalam kedelai, memiliki sifat antioksidan yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.
Beberapa penyelidikan klinis dan eksperimental menunjukkan bahwa genistein, isoflavon utama dalam kedelai, memiliki sifat antioksidan yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.
Pada masa lalu, kebingungan timbul tentang keamanan mengonsumsi kedelai setelah diagnosis kanker payudara.
Alasannya, isoflavon memiliki struktur kimia yang mirip dengan estrogen.
Kadar estrogen yang tinggi inilah yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Akan tetapi mengonsumsi jumlah moderat atau kurang dari dua porsi sehari, dari makanan kedelai utuh, ternyata tidak memengaruhi pertumbuhan tumor atau risiko terkena kanker payudara.
Sebaliknya, ada bukti yang berkembang bahwa asupan kedelai secara teratur dapat mengurangi kekambuhan kanker payudara.
Meski begitu, buktinya belum cukup kuat untuk merekomendasikan kedelai kepada semua penderita kanker payudara.