Di antara para pemimpin yang hadir, ada Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamd al-Thani, Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed Bin Zayed Al-Nahyan, dan Raja Bahrain Hamad bin Isa al-Khalifa.
Bahkan pemimpin Palestina yang saling besaing, Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, juga sama-sama mengunjungi Oman.
Tak ketinggalan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengirim ucapan belasungkawa, Raja Arab Saudi Salman bin Abdelaziz mengunjungi Oman, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi mengumumkan berkabung selama 3 hari di Kairo atas wafatnya Sultan Qaboos, Presiden Iran Hassan Rouhani juga mengirim ucapan belasungkawa.
Dengan kehadiran para pemimpin Arab dan Timur Tengah tersebut, bisa disebut bahwa almarhum Sultan Qaboos adalah tokoh bangsa Arab yang memiliki filosofi hidup yang mulia dan sukses besar menanam nilai-nilai kehidupan toleransi hakiki di dunia Arab.
Oman menjalin hubungan dengan baik dan menjaga jarak yang sama dengan semua poros dalam pertarungan geopolitik di Timur Tengah serta menjaga hubungan baik dengan poros Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) dan Mesir.
Para pemimpin Arab justru tampak memaklumi jika Kesultanan Oman mengambil jalan independen yang berbeda dari negara Arab lainnya dan sekaligus menjadi ciri khasnya.
Oman kembali memilih sikap netral ketika pecah perang Irak-Iran tahun 1980-1988.
Sikap Oman yang netral dalam semua konflik dan perang di Timur Tengah membuat negeri itu selalu diterima sebagai mediator dalam berbagai konflik di kawasan itu.
Source | : | kompas.id |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR