Presiden Rusia, Vladimir Putin, berencana melihat lima universitas Rusia bergerak masuk ke dalam peringkat 100 universitas di dunia.
Rencana itu gagal, sedangkan 6 universitas China telah mencapai tujuan ini.
Tidak hanya itu, sikap Rusia terhadap murid-murid luar negeri juga dikabarkan menjadi penyebab utama yang menjauhkan murid-murid Asia.
Tidak asing lagi cerita mengenai murid-murid dan mahasiswa dari Asia Tengah diperlakukan dengan kasar.
Sedangkan untuk perbandingannya, murid asing mendapatkan perlakuan setara atau lebih di sistem pendidikan China, yang menjadi masalah bagi murid-murid lokal.
Laporan Asia Tengah menunjukkan isu-isu terkait keamanan pribadi, animo rasisme, xenofobia atau nasionalisme untuk murid-murid Asia Tengah di China terbilang jarang, walaupun kritik terhadap perlakuan mereka atas minoritas Muslim di Xinjiang.
Peneliti telah temukan dalam survei jika mahasiswa dari Asia Tengah melaporkan kesadaran pengaruh Beijing yang melampaui Moskow, dengan mayoritas pandangan jika China menciptakan lebih banyak pendapatan daripada kerusakan di Asia Tengah.
Niva Yau, peneliti di Bishkek, berargumen jika Beijing mengenali "promosi bahasa China adalah cara paling efektif mendukung suara China di hubungan internasional.
KOMENTAR