Intisari-Online.com - Phil Burgess masih dihantui oleh kematian seorang prajurit muda di bawah komandonya, hampir 20 tahun setelah mereka bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian pimpinan Australia di Timor Timur.
Melansir ABC.net.au, selama bertahun-tahun ia berjuang untuk berbicara tentang insiden itu dan baru didiagnosis dengan stres pasca-trauma (PTSD) belakangan.
"Saya menyimpan semuanya sendiri, bahkan tidak cerita ke keluarga saya."
Selama konflik tersebut, Burgess melihat Prajurit Leonard Manning yang ditembak di kepala oleh milisi pro-Indonesia.
Tenggorokan prajurit itu digorok dan telinganya dipotong.
Milisi telah melancarkan kampanye kekerasan selama berbulan-bulan setelah orang Timor memilih kemerdekaan pada Agustus 1999.
Penyelidikan militer menemukan tidak ada yang bisa dilakukan untuk mencegah kematiannya, tetapi Burgess mulai marah dan menyalahkan diri sendiri selama bertahun-tahun.
"Saya merasa bersalah tentang banyak hal - kematian seorang pemuda, seorang pemuda yang cerdas, seorang prajurit muda yang fantastis," katanya.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR