Pada tanggal 19 September 1945, dua ahli Amerika berdiskusi dengan Letnan Kolonel Terato Kunitake dan Mayor Inouye.
Kunitake dan Inouye menyatakan bahwa semua catatan program Fu-Go telah dihancurkan atas perintah atasan mereka pada tanggal 15 Agustus 1945.
Pakar Amerika juga menemukan bahwa Jepang pada waktu itu berencana untuk memproduksi 20.000 balon udara panas, tetapi tidak mencapai tingkat itu.
Mereka juga mengetahui bahwa kampanye bom hidrogen diluncurkan sebagai "pembalasan" terhadap kampanye American Doolittle.
Menurut pertukaran dengan para ilmuwan di Institut Noborito, militer Jepang tahu bahwa bom hidrogen tidak seefektif yang diharapkan, tetapi masih mengejar untuk menyelamatkan muka.
Ilmuwan Jepang juga menegaskan bahwa Jepang tidak memiliki rencana untuk menggunakan senjata biologis atau kimia dengan balon udara panas.
Menurut Kunitake dan Inouye, militer Jepang harus menghentikan program Fu-Go karena kekurangan sumber daya.
Tanaman kozo telah menjadi langka. Selain itu, B-29 membom pabrik kimia Showa Denko, sangat membatasi pasokan hidrogen Jepang, tanpa hidrogen, balon tidak bisa terbang.
Selain itu, minimnya informasi mengenai efektivitas bom hidrogen di Amerika Serikat juga menjadi penyebab keputusan dihentikannya program Fu-Go.
Source | : | 24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR