"Bagi saya, ini adalah titik nyata yang lebih mungkin daripada Baltik," ujarnya kepada Reuters.
Hal ini karena menurutnya lebih sedikit sekutu besar seperti Inggris dan Perancis yang memiliki kehadiran kuat di Laut Hitam.
Serta, Turki lebih fokus pada konflik di Suriah.
Jamie Shea, mantan pejabat senior NATO di lembaga penelitian Friends of Europe di Brussels, mengatakan rencana itu bisa membantu menguatkan fokus kepada Rusia di waktu ketika sekutu-sekutu besar mencari cara mendorong kehadiran mereka di Indo-Pasifik dan melawan kekuatan militer China yang terus tumbuh.
"Asumsinya sampai sekarang adalah Rusia adalah gangguan tapi bukan ancaman yang siap menyerang. Namun Rusia sedang melakukan hal mengerikan. Mereka berlatih dengan robot, dan rudal jelajah hipersonik juga memang sangat merusak," tutup Shea.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
KOMENTAR