Peluncuran itu untuk menguji pengembangan senjata hipersonik.
Meski uji coba pada 21 Oktober gagal, Departemen Pertahanan AS menegaskan bahwa kemajuan pengembangan senjata hipersonik masih sesuai rencana, yang dapat dimasukkan ke dalam pertempuran pada awal 2020-an.
Senjata hipersonik, setelah dimasukkan ke orbit oleh roket pendorong, dapat terbang mengelilingi Bumi dengan kecepatan 5 kali kecepatan suara (sekitar 6.000 km/jam).
Peluncuran AS yang gagal terjadi setelah dilaporkan bahwa China baru-baru ini menguji teknologi serupa, yang dikatakan berhasil.
Amerika Serikat berada di bawah tekanan untuk mengembangkan teknologi senjata hipersonik, karena Rusia dan China membuat kemajuan lebih cepat.
Kendaraan terbang supersonik dapat dilengkapi dengan hulu ledak nuklir, menyerang target mana pun di Bumi pada waktu yang tidak ditentukan, sehingga dengan mudah melewati semua sistem pertahanan udara saat ini.
Menurut Daily Mail, China telah melakukan uji coba rudal hipersonik dua kali tahun ini.
Sekali pada akhir Juli dan kedua pada 13 Agustus.
KOMENTAR