Dalam melakukannya dilihat sebagai istirahat dari ketergantungan mendalam dan lama Myanmar atas kemerdekaan dan netralitas ketat atas hubungan luar negeri.
ASEAN saat itu tidak bersekutu dengan blok kekuatan besar manapun, dan tidak terlibat dalam hubungan dalam negeri negara-negara anggotanya.
Meski begitu, keanggotaan tetap membuat Myanmar berkompromi.
Saat itu, pihak konservatif dari dewan militer yang berkuasa mengklaim keanggotaan ASEAN tidak menawarkan apapun, dan malah hanya akan membuka Myanmar terhadap tekanan asing.
Namun, pihak yang lebih progresif secara sukses berargumen jika ASEAN dapat menyediakan penyeimbang antara rezim dan kritik dari luar negeri.
Itu juga akan membantu Myanmar menyeimbangkan hubungan penuh masalah mereka dengan China.
Atas bagian itu, ASEAN mendapat tekanan dari mitra dialog AS dan Eropa agar tidak melanjutkan keanggotaan Myanmar.
Namun ASEAN merasa keanggotan Myanmar akan memperkuat pengaruh kelompok tersebut.
KOMENTAR