Dikenal sebagai pemimpin militer yang efisien, dia mengubah Turki menjadi negara yang modern, demokratis, serta sekuler.
Sebagai bagian dari sekulerisasi, dia menjauhkan pemerintahan dari agama, mengganti huruf Arab dengan huruf Latin.
Kemudian dia juga memperkenalkan kalender Gregorian, dan mendesak warganya supaya mengenakan busana layaknya orang Barat.
Di bidang sosial-ekonomi, dia melakukan industrialisasi dengan mendirikan pabrik negara serta jaringan kereta di seluruh wilayah.
Kemudian dia memperkenalkan undang-undang tentang persamaan gender, menghapus hukum hijab bagi perempuan, dan memberikan mereka hak politik.
Tidak semua reformasi yang dilakukan Ataturk berhasil.
Kebijakannya soal sekulerisasi dianggap sebagai hal yang kontroversial.
Pada 3 Maret 1924, Turki Usmani itu, salah satu kekhalifahan Sunni Islam tertua dan terbesar, resmi dinyatakan bubar karena tuntutan-tuntutan Ataturk pada parlemen dan menggantinya dengan rancangannya sendiri.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR