Pertama, tingginya permintaan batu bara dari China terjadi ketika Tahun Baru China pada pertengahan Februari kemarin.
Kedua, menjelang akhir tahun, pemerintah China sendiri melonggarkan pembatasan impor untuk mengurangi kendala pasokan di dalam negeri.
Apalagi menjelang musim dingin, peningkatan aktivitas ekonomi, izin inspeksi di Mongolia, dan pembatasan lunak pada impor batubara Australia.
Pada akhirnya, impor batu bara China tahun 2020 naik 1,4% menjadi 304 juta ton. Itu adalah angka tertinggi sejak 2014.
Total pembangkit listrik termal naik masing-masing sebesar 6,6% dan 9,2% yoy pada bulan November dan Desember 2020.
Alasan lain tingginya permintaan impor batu bara adalah produksi batu bara China turun sebesar 0,1% yoy pada tahun 2020.
Produksi di Mongolia Dalam, provinsi penghasil batubara terbesar di negara itu pada tahun 2019, turun sebesar 3% yoy pada tahun 2020.
Pemerintah China pada Januari 2021 juga mendesak semua produsen batu bara untuk beroperasi pada kapasitas maksimum selama mereka dapat memastikan keselamatan tambang.
Akan tetapi krisis energi sudah terjadi di negara itu.
Belum lagi ada protokol kesehatan Covid-19 yang membuat China waspada untuk dapat meningkatkan permintaan lintas laut.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR