Selain mengembangkan senjata canggih ini, para peneliti dari PLA dilaporkan telah membuat beberapa perubahan pada perangkat lunak, memungkinkan mereka untuk mendaratkan drone hipersonik.
Sekarang, para penelitinya sedang melihat integrasi AI dengan amunisi ultra-cepat ini.
Kepemimpinan militer China telah mengakui bahwa AI (kecerdasan buatan) dan teknologi serupa termasuk pembelajaran mesin, jaringan saraf, kerja sama manusia-mesin, dan sistem otonom (juga disebut sebagai 'senjata cerdas') sangat penting untuk mencapai kemajuan dalam peperangan generasi berikutnya.
Presiden Xi Jinping telah mengamanatkan “modernisasi penuh” Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China pada tahun 2035.
Pemerintahannya bertujuan untuk menempatkan militer China setara dengan militer AS pada tahun 2050.
Untuk itu, PLA membuat kemajuan dalam penelitian, pengembangan, dan operasionalisasi AI untuk penggunaan militer.
SCMP melaporkan bahwa ilmuwan rudal PLA mengatakan akurasi senjata hipersonik dapat ditingkatkan lebih dari 10 kali jika kontrol diberikan ke mesin.
Xian Yong dan Li Bangjie, profesor di College of War Support, Rocket Force Engineering University, mengatakan lebih banyak kekuatan pengambilan keputusan akan diserahkan kepada senjata pintar.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR