"Kami diwajibkan untuk mematuhi undang-undang setempat, dan terkadang ada masalah rumit yang mungkin tidak kami setujui dengan pemerintah," kata Apple.
Sayangnya, baik pihak Apple maupun pejabat China tidak menjelaskan secara rinci mengenai aturan yang dilanggar oleh kedua aplikasi tersebut di Negeri Panda.
Apple merupakan salah satu dari sedikit raksasa teknologi AS yang masih diizinkan beroperasi di China dan mengakses pasarnya secara luas.
Oleh karena itu, China menguasai 14 persen pangsa pasar Apple dari 970 juta pengguna smartphone, yang berarti sekitar 136 juta pengguna iPhone berada di China. Selain itu, rantai pasokan perusahaan juga sangat bergantung pada manufaktur China.
Sementara itu, menurut data Sensor Tower, kedua aplikasi itu sendiri memiliki rating ratusan ribu di App Store dan diunduh oleh lebih dari 100.000 pengguna setiap bulannya.
Quran Majeed memiliki hampir 150.000 ulasan.
Jatuhnya aplikasi Al-Qur'an dan Alkitab tersebut hanya salah satu dari banyak contoh sensor aplikasi Apple di China.
Selain masalah dua aplikasi tersebut, China sendiri baru-baru ini menuduh Apple melakukan pengawasan dan penindasan terhadap Partai Komunis China (PKC).
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR