Akibat kejadian tersebut, kerabat dan teman para pelaut mungkin harus menunggu berbulan-bulan sebelum para pelaut diperbolehkan pulang.
Tinggal di Guam juga bukan tempat yang aman bagi para kru.
Pelaut, perwira, dan kapten cenderung sering ditanyai.
Setiap kekurangan kecil dalam operasi kapal yang bisa diabaikan sekarang akan diteliti.
Kapten dan perwira di kapal juga menunggu vonis dari angkatan laut.
Dengan insiden serius, kapten mungkin diberhentikan, atau bahkan harus pulang sendirian.
Menurut Forbes, angkatan laut membuat kru menunggu berbulan-bulan untuk mengetahui nasib mereka, menyebabkan stres yang tidak perlu.
Pada tahun 2001, setelah kapal selam serangan nuklir USS Greenville menenggelamkan kapal Jepang, kapten diganti keesokan harinya.
Pada 11 tahun kemudian, setelah kapal selam USS Montpelier bertabrakan dengan kapal penjelajah USS San Jacinto, Angkatan Laut AS membutuhkan waktu 3 bulan untuk melepas kaptennya.
Forbes juga mempertanyakan fakta bahwa kepemimpinan angkatan laut AS sejauh ini tetap bungkam tentang nasib USS Connecticut, seolah-olah kapal itu tidak ada lagi.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR