Dengan memiliki paspor, maka mumi Ramses II pun bisa tiba di Prancis untuk melakukan perawatan yang diperlukan.
The New York Times melaporkan pada 27 September 1976 bahwa “Mumi itu disambut oleh Sekretaris Negara untuk Universitas, Alice Saunter-Seite dan detasemen tentara. Raja Ramses II mendapat perlakuan khusus di Bandara Le Bourget.”
Mumi Raja Ramses II kemudian dibawa ke Museum Etnologi Paris untuk diperiksa oleh Profesor Pierre-Fernand Ceccaldi. Ia merupakan kepala ilmuwan forensik di Laboratorium Identifikasi Kriminal Paris.
Selama pemeriksaan, Cecaldi membuat catatan tentang rambut Raja Ramses II menunjukkan beberapa data pelengkap, terutama tentang pigmentasi.
Ia memaparkan bahwa Firaun ke-19 ini berambut “jahe”atau cymnotricche leucoderma. Ini juga berarti dia adalah orang berkulit putih dengan rambut jahe bergelombang.
"Di Mesir kuno orang-orang dengan rambut merah dikaitkan dengan dewa Set, pembunuh Osiris. Nama ayah Raja Ramses II, Seti I, berarti "pengikut Set" tambah Cecaldi.
Pemeriksaan tersebut juga mengungkapkan bukti luka, patah tulang, dan radang sendi yang membuat sang Raja bungkuk di tahun-tahun terakhir hidupnya.
Mumi Raja Ramses II sendiri ditemukan pada tahun 1881 di makam seorang imam bersar bernama Pinedjem II yang hidup hampir 400 tahun setelah pemerintahan firaun agung itu.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR