Pada semangka ini, gen tersebut juga mengalami mutasi dan tidak aktif.
Artinya, semangka dari zaman Mesir Kuno juga memiliki daging buah berwarna merah terang.
Hasil analisis DNA juga mengungkap bahwa semangka ini berkerabat dekat dengan varietas semangka daging putih yang tumbuh di kawasan Darfur, Sudan.
Hal ini mengimplikasikan bahwa semangka pertama kali didomestikasikan di kawasan tersebut, lalu didistribusikan sepanjang Sungai Nil dengan berbagai perubahan, seperti warna daging merah terang yang umum dijumpai saat ini.
Berdasarkan bukti analisis DNA, saat ini kita dapat mengetahui bahwa semangka merah telah eksis sejak masa Mesir Kuno ribuan tahun yang lalu.
Selain itu, ada petunjuk berupa lukisan dinding pada situs kompleks pemakaman Mesir Kuno, yang menggambarkan objek mirip semangka, lengkap dengan bentuknya yang lonjong serta garis-garis hijau pada kulit buahnya.
Semangka liar yang ditemukan di berbagai lokasi di Afrika tidaklah sama dengan varietas semangka yang kita kenal saat ini.
Semangka liar berukuran kecil, bulat, dan memiliki daging buah berwarna putih, dengan rasa pahit yang ditimbulkan oleh senyawa cucurbitacin yang dikandungnya.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR