Mengutip Unilad, seorang eks-agen Amaryllis Fox membeberkan bahwa kedai kopi Starbucks malah menjadi tempat para mata-mata berkomunikasi.
Fox menjelaskan salah seorang mantan pelatihnya: "Dia memberiku satu (kartu hadiah) untuk masing-masing aset-asetnya dan memberitahu mereka, 'jika ingin menemuiku, cukup beli kopi.'
"Kemudian ia mengecek nomor kartu di komputer warnet setiap hari, dan jika saldo di salah satu kartu habis, dia tahu ada rapat."
Langkah ini terbilang pintar.
Hal ini karena Starbucks sudah ada di mana-mana dan hanya McDonald's yang menyainginya.
"Itu mencegahnya harus berkendara melewati berbagai situs sinyal fisik yang berbeda setiap harinya… dan nomor kartu tidak terikat dengan identitas, sehingga semuanya cukup aman," tambahnya.
Anekdot milik Fox baru-baru ini masuk dalam podcast No Such Thing As A Fish bersama berbagai fakta-fakta mata-mata lainnya.
Termasuk keberadaan pusat pelatihan yang melatih para murid mata-mata ini bagaimana cara menghancurkan mobil.
KOMENTAR