Pada Periode Dinasti Awal (c. 3150-2613 SM) perdagangan mapan dengan daerah-daerah di Mesopotamia dan Phoenicia.
Dinasti Kelima (c. 2498-2345 SM) menyaksikan Mesir berkembang melalui perdagangan dengan Tanah Punt.
Relief Dinasti Keempat menunjukkan Puntite dengan salah satu putra Khufu, dan dokumen Dinasti Kelima menunjukkan perdagangan antara keduanya.
Sebuah prasasti makam komandan militer Pepynakht Heqalb, yang bertugas di bawah Raja Pepy II (2278-2184 SM) dari Dinasti Keenam, menceritakan bagaimana Heqalb dikirim ke "tanah Aamu" untuk mengambil tubuh sipir Kekhen.
Tanah Punt menjadi tanah semi-mitos bagi para firaun, tetapi itu adalah tempat yang nyata melalui Kerajaan Baru (1570-1069 SM).
Pada masa pemerintahan Amunhotep II (1425-1400 SM) delegasi dari Punt diterima.
Pemerintahan Ramses II (1279-1213 SM) dan Ramses III (1186-1155 SM) juga menyebutkan Punt.
Para firaun terpesona oleh Punt sebagai "tanah yang berlimpah" dan paling dikenal sebagai Ta Netjer (Tanah Tuhan).
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR